UJUNG GENTENG
Nama saya Ifan, waktu liburan semester kampus saya dan kawan sekelas berlibur ke pantai ujung genteng tapi engga semua yang ikut, dan awal perjalanan saya menjemput satu-satu kawan saya yang bernama mifta dulu nih di daerah jati waringin selanjutnya langsung mengarah ke depok yaitu rumah bang eko nah di situ kawan saya sudah berkumpul di rumah bang eko yang bernama Abay dari tebet, Aldi dan Ciplek dari bogor, Fadil dari kosan deket margonda. Dan langsung aja nih semua masuk mobil kemudian mengarah ke pom bensin di daerah Depok untuk mengisin bahan bakar sampai full agar lancar sampai sana sehabis itu menuju tol Jagorawi nah dan di dalam tol Jagorawi saya dan kawan-kawan bercanda ria sangking serunya ternyata udah keluar tol aja hehehe keluar tolnya di Ciawi ya, langsung aja nih menuju Cibadak dan di Cibadak mobil berhenti dulu di alfamart buat beli keperluan makanan di pantai Ujung Genteng semua pada turun dari mobil pada mau beli makanan, roko, dan lain-lain habis itu langsung aja sopir tancap gas menuju pantai Ujung Genteng dari Cibadak sampai pantai Ujung Genteng kira-kira 4 jam semua didalam mobil pada tidur kecuali supir engga terasa nih supir bangunin yang ada didalam mobil memberitahu kita udah sampai di jalan Ujung Genteng terus kemana lagi ? dan langsung aja supirnya saya kasih beritahu dari jalan Ujung Genteng sampai Pantai Ujung Genteng melewati curug Cikaso, engga lama kemudian sudah terdengar suara ombak yang bergemuruh dan kawan saya yang bernama abay merasa sudah tidak sabar lagi ingin sampai lalu berenang sepuasnya, tidak lama kemudian mobil berhenti di tepi pantai dan semua turun lalu berlari-lari menuju bibir pantai dengan sangat semangat semuanya lalu berfoto-foto, kawan saya yang bernama Ciplek ingin berenang tapi tidak mau sendirian dia mengajak Aldi dan Mifta untuk berenang dan langsung aja mereka berenang sambil bermain pasir dan saya bersama Fadil masih berfoto-foto nah yang motoin ini bang Eko hehe, tidak lama kemudian saya, bang Eko dan Fadil menyusul berenang bersama, kita semua merasa gembira karena panntai Ujung Genteng sangat indah sekali tidak terasa matahari semakin terbenam kami semua berhenti berenang kemudian semua mengganti pakain sehabis mengganti pakain semua menuju ke dalam mobil dan berangkat ke penginapan, saya melihat mereka semua begitu lelah sehabis bermain di bibir pantai sambil berenang. Dan semua terlelap tidur sampai pagi hari kemudian semuanya mandi dan bersih-bersih untuk langsung pulang menuju Jakarta sebelum pulang saya semua sarapan di warung Pak Sarno nah di warung Pak Sarno semuanya merasa senang karena impian berlibur ke pantai Ujung Genteng sudah terlaksana, sehabis itu langsung aja berangkat menuju Jakarta dan di dalam mobil kami semua tertidur dengan sangat terlelap hingga tidak sadar sudah sampai daerah Sukabumi dan kawan saya yang bernama Ciplek turun dari mobil untuk beli persediaan makanan sampai Jakarta dan langsung aja supir tancap gas menuju arah Jakarta yaitu rumah bang Eko untuk turun sebagian lalu menuju lagi mengarah Jatiwaringin menuju rumah Mifta sehabis itu kerumah saya di daerah Ciracas.
Minggu, 09 Oktober 2016
SEJARAH WAYANG DEWI DRUPADI
DEWI DRUPADI atau Dewi Kresna dan dikenal pula dengan nama Pancali (Mahabharata) adalah putri sulung Prabu Drupada, raja negara Pancala dengan permaisuri Dewi Gandawati, Putri Prabu Gandabayu dengan Dewi Gandini.
Dewi Drupadi mempunyai dua orang adik kandung bernama: Dewi Srikandidan Arya Drestadyumna.
Dewi Drupadi berwajah sangat cantik, luhur budinya, bijaksana,sabar, teliti dan setia.
Dewi Drupadi selalu berbakti terhadap suaminya.
Menurut pedalangan Jawa, Dewi Drupadi menikah dengan Prabu Yudhistira/ Puntadewa, raja negara Amarta dan berputra Pancawala. Sedangkan menurut Mahabharata, Dewi Drupadi menikah dengan lima orang satria Pandawa, Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sahadewa. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh lima orang putra, yaitu; 1.Partawindya dari Yudhistira.
2. Srutasoma dari Bima.
3. Srutakirti dari Arjuna
4. Srutanika dari Nakula
5. Srutawarman dari Sahadewa.
Akhir riwayatnya diceritakan, Dewi Drupadi mati moksa bersama-sama dengan kelima satria Pandawa setelah berakhirnya perang Bharatayuda.
DEWI DRUPADI
Dewi Drupadi putri Prabu Drupada dan negara Cernpalareja, permaisuri Prabu Yudistira dan ibu Pancawala.
Drupadi seorang yang bersahaja dan selalu ikut memikirkan nasib Pendawa.
Suatu waktu, di dalam suatu perayaan ia dibikin malu oleh Dursasana, karena sanggulnya terlepas. Seketika itu juga Drupadi bersumpah takkan bersanggu1, sebelum berlangir, berseka kulit dengan darah Dursasana.
Dalam perang Baratayuda ia mengikuti Pendawa ke medan perang. Setelah Dursasana mati dibunuh oleh Werkodara, berlangirlah ia dengan darah Dursasana dan mulai saat itu ia bersanggul lagi.
Di sini terbukti, betapa kuatnya hati wanita dalam menepati janji yang pernah diucapkannya.
Wanita membela kematian suaminya terhitung perbuatan yang utama di dalam adat-istiadat.
Mengingat betapa sedihnya hati wanita yang ditinggal mati suaminya, maka kesediaannya untuk membela kematian suaminya adalah suatu pengorbanan yang maha besar. Malahan ada disebut di dalam cerita wayang, bahwa seorang putri yang membela diikuti pula di dalam perbuatannya itu oleh dayang dayangnya yang dengan itu ingin memperlihatkan kesetiaannya.
Dewi Drupadi bermata jaitan, berhidung mancung, bermuka tenang dan tertunduk. Bersanggul keling, sebagian rambut terurai polos (bersahaja), bersunting waderan. Tak memakai perhiasan emas atau permata apapun. Segala-galanya sederhana seperti Prabu Yudistira.
sumber :
http://penulispro.com/silat-cimande-belajar-beladiri-dengan-tangan-kosong/26075/
SILAT CIMANDE
Berdasarkan catatan sejarah diketahui bahwa Mbah Kahir merupakan orang pertama yang menciptakan aliran silat Cimande. Mbah Kahir dikenal sebagai pendekar pencak silat yang sangat disegani.
Awal mula munculnya aliran pencak silat Comande ini pada saat Mbah Kahir mengajarkan jurus silat baru kepada murid-muridnya. Dan ternyata, jurus-jurus tersebut merupakan gerakan aliran silat Cimande. Tak heran, jika akhirnya Mbah Kahir disebut sebagai guru pertama silat Cimande.
Pada dasarnya, silat Cimande merupakan jenis beladiri tanpa alat. Dengan kata lain, beladiri dengan tangan kosong untuk membela diri. Dan perlu digarisbawahi bahwa jurus silat Cimande bukan untuk melawan, melainkan membela diri. Lantas, apa saja jurus yang diajarkan pada aliran pencak silat Cimande?
Sebelum mengetahui lebih jauh tentang jurus-jurus, ada yang lebih penting lagi, yaitu taleq. Iya, sebagai generasi penerus silat Cimande, harus memahami dengan baik tentang taleq Cimande.
Taleq Cimande
Bukan rahasia lagi, pencak silat cimande temasuk seni bela diri yang terkenal di Indonesia. Silat Cimande merupakan seni bela diri yang kaya akan nilai dan norma perilaku yang diwariskan dari leluhur.
Silat Cimande ini diwariskan secara turun temurun kepada generasi penerusnya. Dan sebagai generasi penerus harus bisa memahami taleq. Apa itu taleq?
Taleq merupakan kode etik yang hrus dipahami dan ditepati oleh keluarga besar Cimande. Taleq Cimande sendiri disesuaikan dengan nilai-nilai hidup dan selaras dengan pancasila.
Adapun isi taleq silat Cimande adalah sebagai berikut. Pertama,harus taat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kedua, tidak boleh melawan kedua orangtua. Ketiga, tidak boleh melawan guru atau orang yang lebih tua.
Keempat dilarang berbuat zina, judi, dan mencuri. Kelima, harus bersikap santun, rendah hari, saling menghargai, saling menghormati satu sama lain. Dan yang paling penting adalah bergutu Cimande bukan untuk dipamer-pamer, melainkan untuk membentengi diri dari orang-orang jahat.
Jadi sebenarnya, taleq merupakan kode etik sekaligus amanah dari leluhur kepada keluarga besar pencak silat Cimande. Menghiraukan taleq Cimande, harus siap menanggup akibatnya sendiri.
Lantas, bagaimana gerakan-gerakan dari jurus silat Cimande ini? Adapun gerakannya adalah sebagai berikut.
Jurus Silat Cimande
Sama seperti jenis beladiri lainnya, silat Cimande juga mempunyai beberapa jurus. Di antaranya adalah jurus kelid Cimande, jurus pepedangan, dan jurus tepak selancar. Jurus pepedangan dan jurus kelid Cimande termasuk gerakan beladiri. Sementara tepak selancar adalah seni.
1. Jurus Kelid Cimande
Jurus kelid Cimande merupakan jurus pokok dari aliran silat ini. Tujuan dari jurus kelid Cimande adalah menangkis pukulan serangan lawan dengan cara menjatuhkannya.
Jika dihitung-hitung, keseluruh jurus Cimande kurang lebih berjumlah 33 jurus. Di antaranya adalah kelid, tonjok sabeulah, tonjok bareng, timpah serong, timpang sabeulah, selup, teke tampa, timpah dua kali, dan teke purilit.
Selain itu, ada juga jurus pakala gede, pakala alit, beulit kacang, sabet pedang, singgung sabeulah, singgul serong, serong guar, serong guwil, dan serong panggul. Masih ada lagi jurus timpang bohong, peuncitan, selup lima, kelid lima, kelid tilu, dan lain-lain.
Dilihat dari gerakannya, jurus kelid Cimande ini berfokus pada kemampuan tangan. Dengan kata lain, inti kekuatan bertumpu pada tangan. Gerakannya hampir sama seperti gerakan menonjok, tangan dikepal.
Kemudian untuk jurus guaran menggunakan bagian sisi tangan dalam dan luar. Singgulan, gerakan yang menggunakan telapak tangan. Dan jurus tewekan dilakukan dengan bentuk tangan menusuk.
Dari sekian banyak gerakan, salah satu yang menarik adalah jurus kelid. Jurus kelid kekuatannya lebih optimal dan bertumpu pada kekuatan kaki. Jurus kelid umumnya dilatih dengan cara duduk ditempat.
Cara berlatih jurus kelid biasanya dilakukan oleh dua orang yang saling berhadapan. Kaki sebelah kiri dilipat dan kaki sebelah kanan diselonjorkan ke depan. Kenapa berlatih jurus kelid itu dengan cara duduk ditempat?
Berlatih dengan cara duduk ditempat itu ada tujuannya. Tujuannya adalah untuk melatih daya imajinasi seseorang dalam menentukan kuda-kuda yang tepat untuk melakukan jurus-jurus nantinya.
Karena pada dasarnya, jika sudah bisa menguasai gerakan tangan, otomatis bisa mengatur kuda-kuda sesuai dengan jurus yang digunakan. Jadi inti belajar jurus kelid adalah belajar menguasai gerakan tangan terlebih dahulu.
2. Jurus Pepedangan
Jika jurus kelid Kelid Cimande kekuatannya bertumpu pada tangan, jurus pepedangan tidak demikian. Kekuatan pada jurus pepedangan ini bertumpu pada sikap kaki dan teknik penyerangan.
Sesuai dengan namanya, jurus pepedangan ini menggunakan senjata, yakni pedang. Namun saat latihan, pedang yang digunakan bukan pedang yang sebenarnya, melainkan pedang yang terbuat dari bambu.
Dilihat dari gerakannya, jurus pepedangan ini lebih didominasi dengan gerakan kaki yang disejajarkan. Contohnya seperti jurus serongan, posisi kaki miring membentuk sudut 45 derajat. Ada juga jurus tagogan, gerakan kaki merendah, posisi tumit kaki menempel pada pinggung dan posisi kaki sedikit berjingjit.
3. Jurus Tepak Selancar
Pada dasarnya jurus tepak selancar ini tidak termasuk gerakan beladiri, melainkan sebuah seni. Gerakannya pun mengandung aspek-aspek seni. Tak heran jika jurus tepak selanjar ini hanya digunakan saat pertunjukkan.
Dan fungsinya sebagai seni pertunjukkan, saat membawakan jurus tebk selancar harus diiringi music. Adapun seperangkat alat music yang digunakan adalah tetabuhan. Tetabuhan merupakan 2 buah gendang besar dan 2 gendang kecil.
Fungsi gendang adalah untuk mengatur tempo lagu. Sementara itu, ada juga terompet yang berdungsi sebagai melodi lagu, dan ada pula tambahan gong kecil atau kempul sebagai pengatur irama.
Dibandingkan alat musik lain, gendang termasuk intinya. Hal ini dikarenakan, jurus tepak selancar ini gerakkannya dititikberatkan pada pukulan gendang. Adapun jenis pukulan gendangnya adalah tepak dua, tepak tilu, golempang, dan padungdung.
Lantas, apa manfaat yang bisa diperoleh dari silat Cimande ini? Apa bisa membuat tubuh kebal dengan benda tajam?
Manfaat Silat Cimande
Banyak orang yang berpikir negatif dengan aliran-aliran beladiri yang ada, termasuk silat Cimande. Tak sedikit yang beranggapan kalau belajar silat adalah ilmu sesat. Padahal dalam kenyataannya, sama sekali tidak melibatkan hal-hal yang menjurus ke syirik, tapi lebih memfokuskan pada gerakan kaki dan tangan.
Belajar silat bukan berarti mendidik anak untuk kenal dengan kekerasan, melainkan sebagai sarana membela diri. Jadi ketika ada yang menyerang, kita bisa melawannya sendiri.
Pada dasarnya, manfaat silat Cimande hampir sama dengan beladiri lainnya, yaitu untuk melatih pertahanan diri dari serangan lawan. Namun bedanya, silat Cimande bukan gerakan silat yang digunakan untuk menyerang, melainkan melawan.
sumber :
http://penulispro.com/silat-cimande-belajar-beladiri-dengan-tangan-kosong/26075/
CERITA RAKYAT DANAU TOBA
Di wilayah Sumatera hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap lading dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,“Ya Alloh, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.
Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. “Tolong aku jangan dimakan Pak!! Biarkan aku hidup”, teriak ikan itu. Tanpa banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi. Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.
“Jangan takut Pak, aku tidak akan menyakiti kamu”, kata si ikan. “Siapakah kamu ini? Bukankah kamu seekor ikan?, Tanya petani itu. “Aku adalah seorang putri yang dikutuk, karena melanggar aturan kerajaan”, jawab wanita itu. “Terimakasih engkau sudah membebaskan aku dari kutukan itu, dan sebagai imbalannya aku bersedia kau jadikan istri”, kata wanita itu. Petani itupun setuju. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.
Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya kebahagiaan Petani dan istrinya bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran semua orang. Anak tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa.
Hingga suatu hari anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi tugasnya tidak dipenuhinya. Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya dilahap habis, dan setelah itu dia tertidur di sebuah gubug. Pak tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Karena tidak tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, pak tani melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani tersebut langsung membangunkannya. “Hey, bangun!, teriak petani itu.
Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “Mana makanan buat ayah?”, Tanya petani. “Sudah habis kumakan”, jawab si anak. Dengan nada tinggi petani itu langsung memarahi anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!," umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.
Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba.
sumber :
http://www.lokerseni.web.id/2012/01/cerita-rakyat-danau-toba.html
Langganan:
Postingan (Atom)